Di akhir tahun 2014 kemarin, Universitas Negeri
Semarang mengadakan proyek pembangunan gedung besar-besaran. Hampir di tiap
fakultas mengadakan pembangunan gedung baru. Mulai dari FIP dengan dekanat
barunya. FBS dengan gedung budaya, FMIPA dengan dekanatnya, FIK dan FT dengan
rumah barunya, sampai dengan FE yang sampai hari ini pembangunan gedungnya masih
dalam proses. Memang mega proyek kemarin sempat membawa pro kontra juga. Pro
karena dengan pembangunan gedung itu maka kegiatan di UNNES akan bisa lebih
optimal karena adanya penambahan sarana dan prasarana, dan adapula yang kontra
karena dengan adanya bangunan tersebut banyak sekali menghilangkan lahan hijau
di UNNES.
Yang paling ramai menjadi perdebatan adalah
pembangunan gedung budaya yang ada di kawasan FBS. Komplek gedung yang cukup
besar tersebut telah banyak sekali memakan lahan hutan mini di FBS, yan bahkan
pada waktu itu banyak sekali tentangan dari berbagai pihak terutama mahasiswa.
Bahkan tidak sedikit yang sampai menuliskan coretan-coretan di tengah jalan
yang kurang lebih isinya adalah “konservasi telah mati”, “kemana Konservasi”
dsb.
Terlepas dari pro dan kontra tersebut,
sekarang ini gedung-gedung yang dulu diperdebatkan telah jadi. Beberapa gedung
juga telah dihuni. Gedung yang dulunya banyak di kritik sekarang juga
memberikan manfaat yang cukup besar, misalnya dekanat FIP. Pembangunan gedung
yang dulu diprotes karena memakan tanah taman dan parkiran FIP sekarang justru menjadi
tempat yang strategis dan membawa manfaat, terutama dalam penataan ruang. Ruang
di FIP yang dulu sering kali penuh sekarang jadi sedikit longgar dan fleksibel,
di atasnya juga ada ruang serba guna yang sekarang laris manis untuk kegiatan
mahasiswa. Jadi sekarang adalah karena pro kontra gedung baru sudah lewat dan
geudngnya sudh jadi, maka tinggal
bagaimana pihak-pihak fakultas dapat mengelola gedung barunya. Jangan sampai
geudng baru tersebut hanyalah menjadi gedung saja. Harus ada pemanfaatan lebih
didalamnya terutama yang berkaitan untuk pengembangan kemampuan dan potensi mahasiswa.
Mahasiswa juga punya peran yang tidak kalah penting. Mahasiswa harus menjaga
gedung tersebut, mahasiswa juga harus marawatnya agar gedung baru bsia
berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi gedung baru yang awalnya menimbulkan pro
kontra tersebut haruslah kita jaga bersama, baik antara birokrat, pegawai dan
mahasiswa haruslah saling bahu membahu untuk menjaga keberlangsungan dan
keawetan gedung baru.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas
Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”
0 komentar:
Posting Komentar